BIMBINGAN KONSELING KESEHATAN MENTAL DI SEKOLAH

BAB 1

SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN KESEHATAN MENTAL

  1. Perkembangan Kesehatan Mental Zaman Pra-Ilmiah
  2. Zaman Purba

Secara fisik dan mental pada manusia zaman sekarang sama halnya seperti manusia zaman purba juga sering mengalami berbagai brntuk gangguan. Tetapi manusia purba memandang dan merawat penyakit mental sama seperti penyakit fisik lainnya.

Para Pendahulu psikolog dan psikiater adalah para dukun-dukun (ada kebutuhan, maka akan selalu ada yang mengisinya) yang biasanya adalah para cendikiawan dalam kelompok masyarakat. Perawatan yang digunakan antara penyakit mental dan fisik pun cenderung sama, seperti menggosok, menjilat, mengisap, memotong, dan membaalut, atau menggunakan salep, mantra, obat keras dan sihir atau cara lain yang mungkin terpikirkan oleh kawan, pemimpin atau dirinya sendiri.

  1. Peradaban-Peradaban Awal

Dalam semua peradaban awal di antara semua peradaban sepanjang masa kuno tersebut (dari 5000 tahun SM sampai 500 tahun M), penyakit mental mulai menjadi hal yang umum.

a. Babilonia dan Ninive

Penyakit mental dihubungkan dengan setan-setan, dan pengobatan atau perawatannya dilakukan dengan upacara-upacara agama dan upacara-upacara magis supaya setan keluar dari tubuh pasien.

b. Mesir

Orang mesir memiliki sekolah kedokteran di kuil Imhotep. Di kuil tersebut terdapat sebuah rumah sakit, dikembangkan terapi untuk pasien dalam bentuk rekreasi dan pekerjaan, serta diterapkan semacam psikoterapi yang serupa dengan beberapa pendekatan yang sangat modern untuk mengobati penyakit mental.

c. Yahudi

Perawatan penyakit mental yang dilakukan orang-orang yahudi serupa dengan yang terdapat di Mesir dan Mesopotamia. Sumber-seumber Al-Kitan menunjukan bahwa orang-orang Yahudi mengartikan penyakit mental sebagai hukuman dari Allah, dan perawatannya hanya dengan cara bertobat kepada-Nya.

d. Persia

Setan-setan disalahkan karena menyebabkan penyakit-penyakit mental dan segala penyakit lain. Seluruh penekanan ilmu kedokteran mereka terletak pada cara-cara yang bersifat magis dan keagamaan.

e. Cina, India dan Timur Jauh

Dalam pandangan orang-orang cina, gangguan mental dilihat sebagai penyakit dan dianggap sebagai gangguan proses alam atau ketidakseimbangan antara Yin dan Yang (Kao, 1979). Untuk orang-orang Cina, Yin dan Yang adalah kekuatan dalam alam semesta. Ada pandangan yang mengemukakan bahwa gangguan mental juga disebabkan oleh kekuatan-kekuatan supernatural. Kepercayaan terhadap kerasukan roh termuat juga dalam pandangan bahwa gangguan mental disebabkan oleh roh-roh nenek moyang, oleh jiwa yang marah atau tidak tenang.

Demikian juga dengan orang-orang hindu memiliki kekuatan baik dan jahat. Mungkin perhatian utama pada ilmu kedokteran awal di India yang terdapat dalam beberapa praktek Budhisme merupakan hal yang penting untuk penyelidikan kesehatan mental.

Peradaban-peradaban awal di Timur Jauh yang terdapat di Benua Amerika mempunyai ciri-ciri yang sama berkenaan dengan penyakit dan kesehatan mental. Perawatan yang dilakukan tidak Cuma dengan mantra, upacara-upacara keagamaan, dan upacara-upacara magis lainnya, tetapi juga berupa obat-obatan, terapi seperti rekreasi, bekerja, hiburan.

f. Afrika

Pada abad lampau, masyarakat Afrika berpendapat bahwa gangguan-gangguan fisik dan mental disebabkan oleh musuh-musuh, roh-roh jahat , atau dalam beberapa kasus oleh nenek moyang yang marah. Karena kepercayaan mereka bermacam-macam maka pengobatannya juga bermacam-macam.

g. Yunani

Di Yunani, Ilmu kedokteran mulai memisahkan diri dari dominasi agama. Beberapa orang  Yunani yang terkenal di bidang kesehatan mental yaitu Phytagoras, Hippokrates, Plato, Aristiteles, Iskandar Agung.

 h. Roma

Pengetahuan medis di Roma banyak yang berasal dari orang-orang yunani yang berpraktek di sana untuk mencari popularitas dan kekayaan. Dokter-dokter Yunani yang sangat terkenal ilah Aesclepiades, Aretaeus, dan Gulenus yang menetap di roma dan meeruskan penyelidikan mereka.

  1. Abad Pertengahan ( Abad Gelap )

Pada abad ini, mantra itu di anggap sebagai bagian yang sah dari ilmu kedokteran, bahkan pemakaian dari teknik-teknik yang benar-benar msuk akal pin harus disertai dengan mengucapkan kata-kata mantra. Dokter-dokter yang sangat baik pada waktu itu sidurug menggunakan jimat-jimat.

a. Dancing Mania

Dancing mania disebut juga “kegilaan massa” terdapat di Eropa, dimana sejumlah besar orang menari secara liar dan tidak terkendali sampai kehabisan tenaga. Ada yang berpendapat bahwa sejumlah orangbesar mungkin menderita berbagai bentuk penyakit saraf yang menifestasinya berupa kejang otot dan anggota badan.

b. Ilmu Sihir

Penyakit sakit mental pada umumnya dianggap sebagai kerasukan setan, dan perawatannya ialah mengusir agar setan tersebut keluar dengan cara menghukum atau menyiksanya. Para pemimpin agama pada waktu itu melihat dunia sebagai medan pertempuran antara kebaikan dan kejahatan, antara Tuhan dan setan.

Orang-orang yang sakit mental tersebut dianggap sebagai anggota setan, jadi mereka juga disebut tukang sihir.pada abad ke-14 penyakit pes melanda Eropa, depresi serta ketakutan yang disebabkan membuat seluruh bangsa Eropa sangat mudah terpengaruh oleh praktek Ilmu sihir.

c. Keperawatan pasien sakit mental di lembaga

Perawatan yang diberikan kepada para pasien sakit mental pada akhir masa abad pertengahan-Renaisans adalah perawatan yang dilakukan di Bethlehem. Karena perawatan yang tidak manusiawi, maka bethlehem dianggap sebagai sinonim dengan apa saja yang kejam dalam menangani orang-orang yang mendapatkan gangguan mental.

Di negara-negara Arab situasinya berbeda, mereka memperhatikan semua penyakit, mendirikan banyak rumah sakit sejak awal peradaban mereka. Sebuah rumah sakit mental yang sangat bagus didirikan di Damaskus. Semua orang yang sakit mental dirawat disitu tanpa di pungut biaya.

  1. Zaman Renaissance
  2. Switzerland

Paracelsus mengakui penyebab-penyebab psikologis penyakit mental, dan mengajukan suatu teori yang disebut sebagai pendahulu hipnosis. Ia juga sangat mementingkan pengaruh-pengaruh bintang, yang menetapkan berbagai planet untuk mengontrol organ-organ tubuh tertentu. Dalam pandangan Paracelsus, dancing mania merupakan salah satu bentuk penyakit dan harus dirawat sebagai penyakit.

  1. Jerman

Johann Weyer (1515-1588), ia memasukan perawatan psikiatrik ke dalam ilmu kedokteran yang digunakan dalam menangani psiennya. Hal ini menandai permulaan psikiatri sebagai spesialisasi ilmu kedokteran yang baru.

  1. Inggris

Reginald Scott menerbitkan buku tulisan yang berjudul “the Discovery of witchcraft: Proving that the Compacts and Contacts of Witches and Devils… Are But Erroneous Novelties and Imagninary Conception”.

  1. Prancis

Vinsensius de Paul (1581-1660) menekankan kalau penyakit mental sama sekali tidak berbeda dengan penyait fisik. Ia menganjurka suaru pendekatan yang lebih manusiawi terhadap pasien sakit mental.

  1. Perkembangan kesehatan Mental Zaman Ilmiah
  2. Abad XVII – Abad XX
  3. Prancis

Phillipe Pinel (1745-1826) Ia diteatpkan sebagai dokter yang bertanggung jawab dirumah sakit mental di Paris. Perhatian dan dedikasinya terhadap kesejahteraan para pasien sakit mental begitu menonjol. Anjuran-anjuran positif mengenai pengendalian kasus yang berat, ia telah meletakkan dasar bagi psikiatri pada masa yang akan datang.

  1. Inggris

John Conolly adalah pendiri asosiasi kedokteran yang kecil dan kemudian menjadi British Medical Association. Cara-cara tanpa kekerasan dala merawat para pasien sakit mental diterima secara luas berkatpengaruh dari British Medical Association ini. Pembaruan-pembaruan tersebut merupakan langkah yang sangat penting, karena mereka tidak hanya memperbaiki keperawatan psien-pasien mental saja, tetapi juga memunculkan sikap, masyarakat yang lebih baik.

  1. Jerman

Anton Muller yang bekerja di sebuah rumah sakit mental, menyarankan perawatan yang manusiawi terhadap orang-orang gila dan menentang kekangan-kekangan yang sangat kejam terhadap para pasien sakit mental.

  1. Italia

Vicenzo Chiarugi menerbitkan buku yang berjudul “Hunred Observations” mengenai para pasien sakit mental, dan menuntut perawatan yang manusiawi bagi orang-orang gila.

  1. Amerika Latin

Di Amerika latin, rumah sakit mental yang paling awal mulai muncul pada tahun 1820-an. Pada tahun 1847 para penunjang yang datang ke Meksiko dan Peru melaporkan bahwa “orang-orang gila” dipakai sebagai hiburan untuk masyarakat umum.

  1. Amerika Serikat

Di Amerika Serikat, perawatan yang berperikemanusiaan terhadap orang yang sakit mental/jiwa dipelopori oleh Benjamin Rush yang dikenal sebagai “bapak psikiatri amerika”

  1. Psikiatri

Pada tahun 1980-an ada usaha untuk menolong pasien sakit mental, tetapi pada akhir abad itu dokter-dokter belum menemukan penyebab, pencegaha, dan penuyembuhan atau perawatan yang efektif terhadap penyakit mental. Pada akhir abad ini psikiater mulai diakui sebagai salah sau bidang spesialisasi kedoteran yang masih berhubungan dengan n eurologi.

  1. Gangguan Mental Tidak Dianggap sebagai Orang Sakit

Masyarakat menganggap bahwa orang yang mengalami gangguan mental disebabkan mereka dimasuki oleh roh-roh yang ada di sekitarnya. Mereka dianggap melakukan kesalahan kepada roh-roh yang untuk menyatakan keinginannya. Oleh karena itu mereka seringkali tidak di anggap sakit , sehingga mereka tidak disingkirkan dan dibuang, serta masih mendapatkan tempat dalam masyarakat.

  1. Gangguan Mental dianggap tidak Sakit

Thomas Szasz membuat buku dengan dasar teori bahwa sakit mental sebenarnya tidaklah benar-benar sakit, tapi merupakan tindakan orang yang secara mental tertekan karena harus bereaksi terhadap lingkungan.

  1. Melawan Diskriminasi terhadap Gangguan Mental

Berdasarkan sejarah kesehatan mental pandangan masyarakat mengenai sakit mental menjadi berbeda-beda, dan membawa implikasi yang berbeda juga dalam mengenai individu yang terkena gangguan mental.

BAB 2

KONSEP DASAR KESEHATAN MENTAL

  1. Definisi Kesehatan Mental

Istilah Kesehatan Mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental berasal dari bahasa Yunani yang berarti Kejiwaan. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial). Dalam mendefinisikan kesehatan mental, sangat dipengaruhi oleh kultur dimana seseorang tersebut tinggal. Apa yang boleh dilakukan dalam suatu budaya tertentu, bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalam budaya lain, dan demikian pula sebaliknya (Sias, 2006). Menurut Pieper dan Uden (2006), kesehatan mental adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak mengalami perasaan bersalah terhadap dirinya sendiri, memiliki estimasi yang relistis terhadap dirinya sendiri dan dapat menerima kekurangan atau kelemahannya, kemampuan menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya, memiliki kepuasan dalam kehidupan sosialnya, serta memiliki kebahagiaan dalam hidupnya.

Sedangkan menurut Alexander Schneider, pengertian iIlmu kesehatan mental adalah ilmu yang mengembangkan dan menerapkan seperangkat prinsip yang praktis dan bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesejahteraan psikologis organisme manusia dan mencegah gangguan mental serta ketidakmampuan menyesuaikan diri. Di sisi lain Samson, Sin dan Hofilena juga mendefinisikan Ilmu kesehatan mental sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara fungsi-fungsi mental sebagai ilmu yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara fungsi mental yang sehat dan mencegah ketidakmampuan menyesuaikan diri atau kegiatan-kegiatan mental yang kalut. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan ilmu kesehatan mental adalah  ilmu yang bersifat preventif yang tujuannya memelihara kesehatan mental dan mencegah gangguan mental serta ketidakmampuan menyesuaikan diri.

  1. Ruang Lingkup Kesehatan Mental

Ilmu Kesehatan mental selain sebagai kondisi, kesehatan mental juga digambarkan sebagai suatu ilmu(semacam siosiologi baru) yang membahas bagaimana manusia menghadapi kesulitan hidup dan berusaha mengatasinya sambil menjaga keseimbangan dirinya.

Dalam ilmu kesehatan mental segala seusatu yang menyangkut kepribadian, khususnya kesanggupan untuk melalukan tugas, senantiasa mendapat perhatian utama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kalau kepribadia sanggup mengatur agar kebutuhan bisa dipenuhi, maka kan menghasilkan kesehtan mental yang cukup baik. Sebaliknya, kalau kepribadian gagal dalam tugasnya, maka akan muncul gangguan kesehatan mental.

Berikut ini unsur-unsurnya :

  1. Masalah Kebutuhan Manusia (Human Needs)

Manusia juga mempunyai bermacam kebuuhan lain seperti cinta dan kasih sayang yang disebut kebutuhan psikologis, dan kebutuhan bergaul yang disebut kebutuhan sosial. Kebtuhan manusiayaitu kebutuhan badaniah, rasa aman dan kepastian, komunikasi yang baik, cinta dan kasih sayang.

  1. Usaha Manusia Untuk memenuhi Kebutuhan (perilaku)

Kebutuhan menggerakan manusa untuk berusaha atau berikhtiar dalam rangka mememnuhi atau memuaskan kkebutuhan itu. Usaha manusia sehari-hari nampak pada kita sebagai pelaku yang merupakan keseluruhan tingkah laku. Begitu kebutuhan terpenuhi, terjadilah suatu keseimbangan yang dihayati oleh orang yang bersangkutan sebagai rasa sejahtera.

  1. Peranan dan Fungsi Kepribadian

Salah satu tugas dan fungsi utama kepribadian ialah mengusahakan supaya berbagai kebutuhan manusia terpenuhi. Usaha itu biasanya dihadapkan pada berbagai macam kesulitan dan hambatan.

Dalam kaitannya dengan lingkungan sosial, orang yang memiliki  mental-mental yang sehat adalah orang yanng mencapai tingkat kesejahteraan yang baik. Mereka adalah orang yang adjustuf (dapat menyesuaikan) dengan lingkungannya. Dengan demikian, sehat tidaklah seseorang dapat dilihat dalam kehidupan sosialnya.

BAB 3

KARAKTERISTIK MENTAL YANG SEHAT

  1. Manusia dengan Kesehatan Mental yang Baik

Ada beberapa model dari ahli teori kepribadian mengenai karakteristik mental yang sehat

a. Model Allport (Orang yang Matang)

Sifat sifat khusus dari kepribadian sehat, terdapat tujuh kriteria kematangan (Schultz, 2005)

  1. Perluasan Perasaan diri

Mula-mula diri berpusat hanya pada individu . kemudian ketika lingkaran pengalaman bertumbuh, maka diri bertambah luas meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Dengan kata lain, ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri .

Semakin orang terlibat dalam berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka dia juga akan semakin sehat secara psikologis.

a. Hubungan diri yang hangat dengan orang-orang lain

Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner, dan teman akrab. Sesuatu yang dihasilkan oleh kapasitas untuk keintiman ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang baik.

b. Keamanan Emosional

Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi manusia juga bisa mengontrol emosi-emosi mereka, sehingga emosi mereka tidak mengganggu aktivitas-aktivitas antar pribadi. Orang-orang yang sehat telah belajar menghadapi ketakutan-ketakutan hidup dan ancaman-ancaman terhadap ego dengan perasaan seimbang dan mereka telah mengetahui bahwa tekanan-tekanan itu tidak selalu menimbulkan malapetaka.

c. Presepsi Realistis

Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya orang-orang yang neurotis kerap kali harus merubah realitas supaya memmbuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, ketakutan-ketakutan mereka sendiri. Orang-orang yang sehat tidak perlu percaya bahwa orang-orang lain atau semua situasi-situasi adalah jahat atau semacamnya baik menurut suatu prasangka pribadi terhadap realitas.

d. Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas

Pekerjaan dan tanggunggjawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkkin mencapai kematagan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukan secara dedikasi , komitmen, dan keterampilan-keterampilan

e. Pemahaman diri

Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan atau perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan yang sesungguhnya. Hubungan lain yang penting hubungan antara apa yang dipikirkan seseorangtentang dirinya dan apa yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya itu. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan sesuatu gambaran diri yang objektif.

f. Filsafat hidup yang mempersatukan

Orang-orang yang sehat senantiasa melihat ke depan, di dorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai, sebagai batu sendi kehidupan mereka, dan ini memberi kontinuitas bagi kepribadian mereka.

  1. Model Rogers ( Orang yang Berfungsi Sepenuhnya)

Rogers mempertahannkan kalau kepribadian harus diperiksa dan dipahami melalui segi pandangan pribadi klien dan pengalaman-pengalaman subjektifnya. Sama seperti dalam kehidupan pribadinya, Rogers percaya akan pengalaman-pengalamannya sendiri, maka demikian juga dalam kehidupan profesionalnya, dia percaya akan pengalaman kliennya apa yang nyata bagi setiap klien adalah presepsinya yang unik akan realitas.

a. Motivasi orang yang sehat (aktualisasi)

Segi fisiologis dari kecenderungan aktualisasi ini tidak diarahkan kepada reduksi tegangan. Perjuangan serta keuletan yang terlibat dalam aktualisasi membuat kita bertambah, bukan menjadi kurang tegang. Dengan demikian, tujuan hidup tidak hanya mempertahankan suatu keseimbangan homeostatis atau suatu tingkat ketentraman dan kesenangan yang tinggi, tetapi juga pertumbuhan dan peningkatan. Arah kita ialah kedepan, ke arah tujuan yang berfungsi semakin kompleks, sehingga kita dapat menjadi semuanta, menurut kemampuan kita.

b. Orang-orang yang berfungsi sepenuhnya

Kehidupan yang sehat (kepribadian yang sehbat), bukan merupakan suatu keadaan dari ada, melainkan suautu proses, “suatu arah bukan suatu tujuan”. Aktualisasi diri berlangsung terus; tidak pernah merupakan suatu kondisi yang selesai atau statis. Tujuan ini menarik indvidu ke depan, yang selanjutnya mengembangkan segala segi dari diri. Ada 5 sifat yang berfungsi sepenuhnya (schultz, 2005) yaitu:

  • Keterbukaan pada pengalaman
  • Kehidupan eksistensial
  • Kepercayaan terhadap organisme sendiri
  • Perasaan bebas
  • Kreativitas
  1. Model Fromm (Orang yang Produktif)

Ada lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan (schultz,2005)

a. Hubungan

Fromm percaya bahwa pemuasan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain ini sangat penting untuik kesehatan psikologis.

b. Transedensi

Destruktifitas, misalnya kreativitas, merupakan suatu keterlibatan akktif dengan dunia. Inilah satu-satunya pilihan yang dimiliki seseorang, yakni menciptakan atau membinasakan, mencintai atau membenci, tidak ada cara-cara lain untuk mencapai transedensi. Destruktifitas dan kreativitas keduanya berakar secara mendalam pada kodrat manusia. Akan tetapi, kreativitas merupakan potensi utama dan menyebabkan kesehatan psikologis.

c. Berakar

Hakikat dari kondisi manusia-kesepian dan tidak berarti timbul dari pemutusan ikatan-ikatan utama dengan alam. Tanpa akar-akar ini orang tak berdaya, jelas merupakan kondisi yang amat berat. Akar-akar baru harus dibangun untuk mengganti ikatan-ikatan sebelumnya dengan alam.

  1. Model Frankl (Orang yang Mengatasi Diri)

Orang yang sehat mental merupakan orang yang mengatasi diri. Hal iini berdasarkan pada pengalamannya selama perang dunia ke-dua. Menurutnya ada tiga cara memberi arti kehidupan, yakni nilai-nilai daya cipta (kreatif), nilai-nilai pengalaman, dan nilai-nilai sikap.

BAB 4

WELLNESS DAN WELL-BEING

SEBAGAI KONSEP KESEHATAN MENTAL PRESFEKTIF MULTIDIMENSIONAL

  1. Definisi dan Karakteristik Wellness

Wellness merupakan konsep “sehat”, konsep ini diambil dari presfektif kepribadian, sosial, klinis, kesehatan, psikologi perkembangan, antropologi, agama, dan pendidikan. Konsep Wellness dinyatakan dalam lima tugas hidup, yaitu (1) spiritualitas; (2) pengarahan diri; (3) Pekerjaan dan penggunaan waktu luang; (4) persahabatan; (5) cinta.

Dalam rangka mewujudkan harapan hidup wellness dalam diri konseli yang mencapai tuas hidup berupa memiliki pekerjaan dan dapat menggunakan waktu luang dengan baik. Pekerjaan dan meluangkan waktu bukkan hanya dimaknai secara ekonomis saja tetapi juga bermakna sosial, psikologis, dan spiritual.

Konseli membutuhkan harapan hidup wellness yang ingin dicapai di masa depan setelah sembuh dari adiksi obat dalam berbagai aspek kehidupannya, baik pribadi, sosial, pendidikan, karir, pernikahan, persahabatan, dan keluarga di masyarakat. Jika konseli memiliki harapan dalam tugas-tugas hiddupnya, ia akan termotivasi untuk melanjutkan upayanya dalam mendapatkan sesuatu yang lebih baik, dan sebaliknya.  Konseli dibantu untuk mengenal dirinya dan situasi lingkungannya secara sehat, sehingga konseli memperoleh pemahaman yang lebih sehat terhadap dirinya serta lingkungannya. Selanjutnya, konseli di bantu dalam memperoleh kompetensi secara bertahap untuk mampu mengenal harapannya dan cara mencapainya.

2. Definisi dan Karakteristik Wwell-Being

Well-being adalah kondisi yang baik dari kebahagiaan (Happines), karena lebih bersifat jangka panjang, terdiri atas banyak kebahagiaan dan menunjukan adanya penyesuaian yang baik dengan lingkungannya (sumber). Kebahagiaan ini menunjukan kondisi mental yang positif.

Dimensi positif dari kesejahteraan psikologis adalah (1) merasakan kesenangan karena dapat menyelesaikan suatu tugas tertentu; (2) memiliki penghargaan diri; (3) memiliki gairah hidup; (4) dalam kondisi puncak; (5) mengetahui apa yang akan dilakukan. Sementara dimensi negatif ditandai oleh: (1) jenuh; (2) marah karena di kritik; (3) tidak dapat istirahat; (4) kesepian; (5) merasa di bawah kontrol orang lain; dan (6) merasa depresi dan tidak bahagia.

BAB 5

GANGGUAN KESEHATAN MENTAL DI SEKOLAH

Gejala ganguan mental disekolah, yaitu sebagai berikut:

  1. Masalah kesulitan belajar
  2. Masalah kenalakan remaja
  3. Masalah disiplin
  4. Masalah gangguan mental

Pengaruh sekolah terhadap perkembangan kepribadian anak sangat berpengaruh, karena selain dirumah sebagian harinya anak menghabiskan waktu disekolah sehingga faktor penentu bagi pekembangan kepribadian anak sangat berperan baik dalam berfikir, bersikap, maupun cara berperilaku. Perkembangan kesehatan mental individu dipengaruhi oleh kualitas sosio-emosional disekolah.

  1. Mental Hygiene di Sekolah

Pemahaman pimpinan sekolah dan guru-guru(terutama guru BK atau konselor) tentang mental hygiene sangatlah penting, sebab mereka dapat memahami gejala gangguan mental para siswa sendiri. Mungkin mereka dapat memahami masaalah mental yang dapat diatasi sendiri, dan dapat menentukan mana yang dirujuk kepada para ahli atau psikiater. Kesehatan mental dilingkungan sekolah  diupayakan untuk menerapkan pinsip kesehatan mental di lingkungan sekolah.

2. Bentuk-Bentuk Gangguan Kesehatan Mental di Sekolah

Para siswa disekolah tidak semuanya terbebas dari berbagai bentuk gangguan kesehatan mental. Berikut ini merupakan berbagai bentuk gangguaan kesehatan mental yang dimaksud

  • Gangguan depresi
  • Sindroma ujian nasional
  • Gan
  • Gangguan Tic
  • gguan kecemasan
  • Attention deficit hyperactivity disorder (adhd)
  • Gangguan perilaku yang mengganggu
  • Gangguan perkembangan pervasif
  • Gangguan makan
  • Gangguan eliminasi
  • Gangguan belajar dan komunikasi
  • Gangguan afektif (suasana hati)
  • Skizofrenia
  1. Penyebab Gangguan Kesehatan Mental pada Anak

Penyebab gangguan mental secara pasti memang belum diketahu, tetapi penelitian menunjukan bahwa kombinasi faktor, termasuk keturunan, biologis, trauma psikologis, dan stres lingkungan mungkin terlibat.

3. Cara Mendiagnosis Gangguan Kesehatan Mental pada Anak

Gangguan mental pada anak-anak dapat didiagnosis berdasarkan tanda-tanda dan gejala, namun mendiagnosis penyakit mental pada anak-anak bisa sangat sulit. Banyak perilaku yang dipandang sebagai gejala gangguan mental, seperti rasa malu, kecemasan (kegugupan), kebiasaan mmakan yang aneh, dan ledakan marah, dapat terjadi sebagai bagian normal dari perkembangan anak. Perilaku anak menjadi sebuah gejala ketika terjadi sangat sering, bertahan lama, terjadi pada usia yang tidak biasa, atau menyebabkan gangguan yang signifikan terhadap anak dan kehidupan keluarga.

Apabila terdapat gejala itu maka dokter akan memulali melakukan evaluasi riwayat medis yang lengkap dan pemeriksaan fisik. Jika tidak ditemukan penyakit fisik, anak dapat dibawa ke psikiater atau psikolog remaja, atau ke profesional perawatan kesehatn yang secara khusus dilatih untuk mendiagnosa dan mengobati penyakit mental pada anak dan remaja.

4. Penanganan Gangguan Kesehatan Mental pada Anak

Para ahli masih menjajaki perawatan yang paling cocok untuk anak-anak. Saat ini banyak pilihan pengobatan yan digunakan untul anak-anak, termasuk penggunaan obat-obatan yang biasa digunakan pada orang dewasa, namun dengan dosis yang berbeda. Pilihan pengobatan yang paling umum digunakan adalah dengan obat, penanganan dengan psikoterapi, atau dengnan terapi kreatif.

BAB 6

PROFESI KONSELOR SEKOLAH

Pemahaman tentang pengembagan profesionalitas guru bimbingan dan konseling atau konselor sangatlah diperlukan, mengingat kedudukan guru bimbingan dan konseling atau konselor merupakan pendidik profesional yang bertugas memberikan layanan ahli bimbingan dan konseling. Untuk dapat program bimbingan dan konseling dalam pelaksanaan fungsinya harus dilandasi dengan penguasaan pada kompetensi akademik maupun kompetensi profesional guru bimbingan dan konseling atau konselor.

  1. Konselor sebagai profesi

Profesi konselor terutama di sekolah memiliki peranan untuk mendorong perkembangan individu, membantu memecahkan masalah dan mendorong tercapainya kesejahteraan (Well-Being) individu secara fisik, psikologis, intelektual, emosional ataupun spiritual. Menurut Gladding (1992), ada 3 tingkat pemberi bantuan, yaitu pemberi bantuan non-profesional, pemberi bantuan paraprofesional, dan pemberi bantuan profesional.

Profesi merupakan pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan atau pendidikan khusus dalam satu arah tertentu. Sedangkan menjadi profesional berarti memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan tersebut.

2. Wilayah Kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan kurikulum berbasis kompetensi, bentuk pelaksanaannya turut mempengaruhi kegiatan bimbingan dan konseling. Dalam Permen Diknas nomor 22/2006 tentang standar isi, pelayanan bimbingan dan konseling diletakkan sebagai bagian dari kurikulum di dalam pengembangan diri. ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling) membuat interpretasi terhadap kebijakan tersebut, dengan menyatakan bahwa pengembangan diri merupakan wilayah komplementer yang dilakukan baik oleh guru mata pelajaran maupun dengan guru bimbingan dan konseling atau konselor sekolah.

3. Tugas-tugas Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor

Salah satu model program yang berkembang di Indonesia adalah bimbingan dan konseling komprehensif. Model bimbingan dan konseling komperehensif memberikan kesempatan bagi bimbingan dan konseling di Indonesia untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Adaptasi model bimbingan komprehensif membeeri peluar kepada guru bimbingan dan konseling atau konselor sekolah di Indonesia untuk menunjukan kinerjanya, sehingga profesi bimbingan dan konseling mendapat pengakuan di masyarakat. Ada empat komponen dalam model bimbingan dan konseling komprehensif yaitu landasarn berfikir, sistem pelayanan, sistem menejemen, dan akuntabilitas.

4. Etika Profesi Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor

Kode etik profesional biasanya dibuat oleh organisasi profesi. ABKIN sebagai organisasi profesi yang menaungi berbagai orang yang bergerak dalam bimbingan dan konseling telah mengembangkan kode etik profesi. ABKIN membagi kode etik ke dalam 5 area besar sebagai berikut.

Bab 1 Pendahuluan (dasar)

Bab 2 Kualifikasi dan kegiatan profesional guru bombingan dan konseling atau konselor

Bab 3 Hubungan kelembagaan

Bab 4 Praktik Mandiri dan laporan kepada pihak lain

Bab 5 Ketaatan kepada profesi

  1. Isu-isu Etika Guru Bimbingan dan Konseling

Isu penting dalam profesi guru bimbingan dan konseling atau konselor sekolah adalah sebagai berikut

  1. Dependesi konseli
  2. Manipulasi
  3. Kerahasiaan
  4. Kompetensi dan Integritas Moral

BAB 7

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF UNTUK MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL DI SEKOLAH

  1. Model Bimbingan Komprehensif

Bimbingan dan konseling komprehensif dirancang untuk merespon berbagai persoalan yang dihadapi oleh konselor di sekolah. Model bimbingan dan konseling komprehensif ini merupakan upaya perbaikan dan pengembangan dari model bimbingan dan konseling yang telah dikembangkan sebelumnya. Model bimbingan dan konseling komprehensif menuntut perubahan menuntut perubahan paradigma berpikir konselor, baik posisi maupun kinerja konselor. Selain itu, model ini menuntut perubahan pola pikir konselor dari paradigma bahwa konselor memiliki hak ke arah unjuk kerja. Pada poin ini konselor diharapkan dapat melakukan perubahan dari konselor yang fokus pada niat baik, berbicara tentang bagaimana konselor telah bekerja keras, merasa bahwa tidak membutuhkan perubahan dalam tingkah laku, dan pendekatan yang digunakan, ke arah konselor yang komprehensif.

Selanjutnya, model ini dikembangkan untuk memperlihatkan pendekatan yang komprehensif pada latar belakang berpikir, sistem layanan, manajemen dan akuntabilitas.

Komponen model bimbingan dan konseling komprehensif di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:

  1. Landasan berfikir (foudation)
  2. Sistem layanan (delivery sistem)

Sistem ini dilandasi oleh hasil asesmen lingkungan dan asesmen siswa yaitu, layanan dasar, Layanan perencanaan individual, Layanan responsif, dukungan sistem.

  1. Sistem Manajemen (Management System)

Sistem manajemen adalah sistem yang mendukung perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program BK komprehensif. Sistem menajemen terdiri dari kesepakatan manajemen, dewan penasihat (advisory council), penggunaan data, pembuatan action plans, dan kalender kegiatan.

  1. Akuntabilitas (accountability)

Akuntabilitas merupakan harapan yang dituntut dari konselor sekolah, yaitu “bagaimana siswa berubah sebagai hasil dari program”. Akuntabilitas terdiri dari laporan hasil seluruh kegiatan, evaluasi performance konselor, dan audit program. Laporan hasil kegiatan bertujuan memastikan bahwa program telah diimplementasikan.

BAB 8

KOLABORASI, KONSULTASI, DAN REFERAL

  1. Definisi Kolaborasi, Konsultasi, dan Referal

Meskipun konselor sekolah memiliki tanggung jawab utama dalam mengengembangkan program-program komprehensif, namun mereka tidak dapat memenuhi tantangan ini tanpa bantuan dan dukungan dari para profesional lain, sistem sekolah, dan masyarakat. Para konselor sekolah perlu memahami literatur profesional mengenai kolaborasi dan konsultasi, khususnya yang banyak digunakan di sekolah-sekolah, sehingga mereka dapat menyampaikan pengertian istilah tersebut kepada siswa anggota kelompok layanan lain, para guru, dan orangtua.

2. Pihak-Pihak dalam Kolaborasi, Konsultasi, dan Referal

Banyak kelompok dan profesional yang berkonsultasi dan kolaborasi bersama sekolah untuk mengembangkan layanan yang efektif bagi para siswa. Kelompok-kelompok ini diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni layanan sekolah yang meliputi orangtua dan wali, guru, guru anak kebutuhan khusus, kepala sekolah, psikolog, pekerja sekolah, dan konselor sekolah. Yang kedua, agen masyarakat terdiri dari kementrian kesehatan, pusat kesehatan mental, layanan sosial, layanan keluarga, para praktisi pribadi.

3. Konselor sebagao Konsultan

Penelitian telah menunjukkan bahwa konselor sekolah menghabiskan waktu dalam hubungan konsultasi (Hett & Davies, 1985). Khususnya konselor melakukan konsultasi dengan guru mengenai kemajuan motivasi, dan perilaku kelas siswa. Konselor juga berperan sebagai agen refferal bagi orangtua dan guru dalam menempatkan informasi dan sumber yang dapat membantu siswa, guru, dan orangtua melalui keterampilan untuk membimbing semua kelompok dalam menyadari tujuan karir dan pendidikan mereka. Banyak sudut pandang dan pendekatan bagi konselor untuk dipertimbangkan, tergantung kepada tujuan hubungan membantu mereka.

Para konselor sekolah menggunakan konsultasi dalam konteks yang lebih luas yang memasukkan hubungan-hubungan pendidikan, informasional, dan pemecahan masalah. Konselor melakukan konsultasi dengan guru, orangtua, dan pihak lain untuk  membantu mencgah masalah. Salah satu cara untuk mengevaluasi hubungan konsultasi adalah asosiasi triangular yang terdiri dari konsultan, konsultee, dan sebuah situasi.

Peran konsultasi yang digunakan konselor sebagai kolaborator mengembangkan hubungan yang seeimbang di antara partisipan untuk memfasilitasi perubahan. Di sekolah, konsultasi intruksional dan informasional memerluukan proses seperti persiapan, pesentasi, balikan dan evaluasi. Sedangkan konsultasi pemecahan masalah hanya memiliki sedikit perbedaan fokus.

Pada umumunya, proses dan keterampilan ini termasuk perilaku yang berhubungan  dengan persiapan, presentasi, dan evaluasi.

Pemecahan masalah dan konsultasi situasional yang dilakukan oleh para konselor sekolah dapat digambarkan oleh model empat tahap generik yang dapat diadaptasi pada beragam persfektif teoritikal. Model ini terdiri dari fase-fase perkenalan,eksplorasi, implementasi, dan evaluasi.

4. Penelitian dalam Bidang Kolaborasi, Konsultasi dan Referal

Dalam bidang konseling sekolah, penelitian telah terfokuskan pada beberapa pendekatan teoritis dalam meneliti efektivitas penggunaan konsultasi. Beberapa penelitian melaporkan adanya pengaruh program kosnultasi dan penelitiian tertantu, seperti kelompok dukungan untuk orangtua yang melakukan tindakan kekerasan. Pada umumnya, penelitian yang terbatas tersebut mengindikasikan hasil yang positif dalam meningkatkan keterampilan berfikir alternatif pada anak dengan mengkombinasikan program-program pendidikan afektif dengan keterlibatan orangtua. Meskipun masih banyak penelitiian yang harus diselesaikan dalam meneliti efektivitasa pendekatan konsultasi, konsultasi tetap menjadi praktek yang muncul dan penting dalam konseling sekolah. Melalui konseling kelompok dan individual, para konselor memperluas layanan mereka kepada para pengguna yang lebih luas, serta berkolaborasi dengan para profesional lain untuk merancang dan mengimplementasikan layanan yang efektif dan sesuai bagi para siswa, oranggtua, dan guru.

Tinggalkan komentar